Sidoarjo – Pada hari Jumat, 29 November 2024, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang bersama beberapa lembaga terkait melaksanakan penanganan darurat akibat banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Buntung. Kejadian ini mendorong mobilisasi berbagai pihak untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan.
Kronologi awal banjir ini terjadi saat air dari Sungai Buntung meluap dan membawa serta sampah dan tanaman enceng gondok, yang menyebabkan penyumbatan aliran sungai. Hal tersebut memicu kekhawatiran akan kemungkinan banjir susulan jika tidak segera dibersihkan.

"Banjir ini cukup mengkhawatirkan. Jika tidak ditangani dengan cepat, dampaknya bisa lebih parah," ujar salah satu warga setempat. Sejumlah lembaga terkait, termasuk BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo, Dinas PUPR Jawa Timur, Dinas PUPR Sidoarjo, Dinas Lingkungan Hidup Sidoarjo, KORAMIL Taman, POLSEK Taman, serta perangkat Desa Tanjung Sari dan relawan, dikerahkan untuk membantu proses pembersihan dan penanganan.
Dampak dari banjir ini sangat signifikan, menyebabkan genangan air di sejumlah titik di sekitar Sungai Buntung, mengganggu aktivitas masyarakat dan merusak sejumlah fasilitas umum. Warga pun berbondong-bondong ikut berpartisipasi dalam proses pembersihan di lokasi, di bawah pengawasan dan koordinasi tim BPBD.
Hingga saat ini, proses pembersihan masih terus berlangsung untuk mengurangi sisa-sisa dampak banjir dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. "Kami optimis dengan kerja sama semua pihak, pembersihan ini dapat diselesaikan dengan cepat, sehingga kondisi kembali normal," kata salah satu petugas BPBD Jombang.
Warga diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya banjir yang lebih besar di masa yang akan datang. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat adalah kunci untuk menangani berbagai bencana alam yang dapat terjadi kapan saja.
